Saat ini dalam dunia maya dan media
elektronik televisi dihebohkan Informasi adanya “Sungai di Dasar
Laut”. Cenote Angelita, Meksiko terdapat sebuah gua. Jika anda menyelam
sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda
menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin,
lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan
pohon dan daun daunan. Benarkah terdapat sungai di bawah laut seperti
yang dihebohkan itu ?
Seperti dilansir
crystalkiss.com, di kedalaman lebih dari
30 meter tim penyelam menemukan air tawar di tengah kolom air laut.
Kondisi itu berubah dan penyelam kembali menemukan air laut mulai
melewati kedalaman 60 meter. Beberapa meter dari lokasi itu akan
ditemukan sebuah gua. Di bagian bawah dekat gua itu tim penyelam
menemukan sebuah sungai lengkap dengan pohon dan dedaunan yang
mengapung di kolom air itu. Ternyata lokasi itu bukanlah sungai seperti
yang terlihat di daratan. Dalam foto dan video yang beredar ternyata
hasil gambat yang dihasilkan sangat menakjubkan. Keindahan alam di
dalam foto dan video yang luar biasa tersebut bahkan sampai membuat
heboh dan takjub berbagai orang yang melihatnya. Bahkan dalam videonya
yang beredar tampak penyelam itu seperti terjun dan berenag di dalam
sungai di dasar laut.
Secara keseluruhan, tim penyelam menemukan itu adalah kondisi yang
sangat mengejutkan dan menakjubkan untuk dipandang. “Di kedalaman 60
meter saya menemukan kembali air laut. Saya melihat sebuah sungai,
pulau, lengkap dengan daun yang berguguran. Tapi sungai yang kami lihat
adalah lapisan dari gas hidrogen sulfida,” kata Anatoly.






Suasana di dasar laut itu itu memang mirip sungai lengkap
dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan dengan
pemandangan pepohonan di sekelilingnya. Sungguh sangat
menakjubkan bila mengamati foto dan videonya. Tapi jangan percaya
begitu saja, ternyata warna kecoklatan itu bukanlah berasal dari air
tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah
lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfida. Gas yang biasanya dihasilkan
dari saluran pembuangan kotoran.
Namun tentu saja, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan
hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai. Biasanya gas itu
terkumpul di dasar laut sampai mereka meledak dengan mendadak. Saat gas
itu mencapai ke permukaan, kombinasi hidrogen dengan oksigen yang
membentuk air membuat sulfur putih padat membentuk lapisan endapan ke
dalam lautan,yang membuat hidrogen sulfida menjadi racun alami buat
ikan,tapi pengaruh buruk bagi manusia masih belum jelas diketahui.
Mengapa hidrogen sulfida bisa berwujud sungai di dasar laut adalah
karena pengaruh berat jenis zat tersebut. hidrogen sulfida memiliki
berat jenis yang lebih berat dari pada campuran air laut (natrium
sulfida, dll). Hal ini dpt dibayangkan seperti minyak dengan air dimana
tingkatan berat jenisnya minyak, air tawar, air laut, dan baru campuran
hidrogen sulfida diatas. hidrogen sulfida karena berat jenis yang lebih
besar akan cenderung mengumpul didasar lautan. inilah yang tampak
seperti alur sungai di atas.
Benarkah Sesuai Dalam Al Qu’ran
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang
ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan
antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV
`Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli
oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang
berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar
samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang
keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Pada suatu
hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia
menemui beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap
rasanya kerana tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang
masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang
membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk
mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah
lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau
khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian
tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan
tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim,
kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat
pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat
19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi
“Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..
.”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada
batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan
ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua
lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai,
di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin
dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari
surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal
marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di
muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi
kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di
lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang
hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang
canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman
samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14
abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata
bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman
Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun
memeluk Islam.
Lihat Video :